Oleh: Rizki Pratama
Minimnya SDM di kalangan masyarakat pinggiraan
(masyarakat Desa) dikarenakan, pendidikan di pinggiraang sangat-sangatlah
kurang, selain itu kurangnya ilmu
pengetahuan menjadi faktor (penyebab), kurangnya penggunan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Selain itu juga karen pendidikan dipinggiran yang hanya setara
sebatas SD, SMP saja, itupun belum tentu lulus semua, setelah itu mereka lebih
memilih untuk merantau kelur Negri untuk mencari nafkah, karen masyarakat
pinggiran mengganggap melanjutkan belajar (studi) keperguruan tinggi itu mahal
dengan kata lain, disinilah pelaku akademis untuk merubah mindset bahwa
melanjutkan studi keperguruan tinggi itu tidak mahal.
Kebiasaan
menggunkan Bahasaa Daerah itulah juga menjadi penyebaab kurangnya penggunan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jadi para pelaku akademisi seharusnya
lebih sering bersosialisi dan langsung terjun kelapangan untuk membina para
masyarakat pinggiran (masyarakat Desa), mengajaari dan membibing bagaimana cara
berbahasa Indonesi itu yang baik dan benar. Karena Bahasa Indonesia adalaah
Bahasa Nasional bagi warna Negaara Indonesia, juga sebagai Bahasa pemersatu
warga Negara Indonesia karena Indonesia adalah negara yang besar dan banyak
sekli Bahasa, Budaya dan Adat yang berbeda, sehingga Bahasa Indonesi sangat
pentig untuk semua warga (masyaraakat) Indonesia. Ketika proses sosialisa itu
dirasa sulit kepada masyrakat yang berusia dewasa maka isi dari sumpah pemuda
yang berisi “ Bahasa Pemersatu Yaitu Bahaasa Indonesi ”, harus di gaungkan
kembali kepada generasi pemuda.
0 komentar:
Posting Komentar