[Opini] Bahasa Indonesia dalam Surat Kabar

Oleh: Ilmiatur Rofiah


Surat kabar, merupakan kata yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Apakah surat kabar itu? Surat kabar, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan lembaran-lembaran kertas yang berisi tentang berita. Surat kabar merupakan salah satu dari berbagai macam media cetak yang berisi tentang berbagai informasi yang penting bagi masyarakat. Dengan surat kabar, pembaca dapat mengetahui informasi-informasi terbaru yang ada di penjuru dunia. 

Di Indonesia, sejarah perkembangan surat kabar sudah dimulai sebelum masa kemerdekaan. Ada lima periode sejarah surat kabar di Indonesia, mulai dari zaman Belanda, zaman Jepang, zaman kemerdekaan, zaman Orde Lama dan zaman Orde Baru. Di zaman Belanda, surat kabar pertama kali diterbitkan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff dengan nama Bataviasche Nouvelles, namun hanya berjalan dua tahun saja. Setelah itu diterbitkan surat kabar Javasche Chourant pada tahun 1828. Pada zaman Jepang, salah satu surat kabar yang terbit adalah surat kabar Tjahja (ejaaan baru cahaya). Surat kabar ini diterbitkan di Bandung. Selanjutnya, pada zaman Kemerdekaan, surat kabar berpengaruh terhadap perluasan informasi tentang kemerdekaan Indonesia. 


Di zaman Orde Lama, ada larangan dalam pers. Persyaratan untuk mendapatkan surat izin terbit dipersulit. Sedangkan, pada zaman Orde Baru, pers-pers di kampus mulai aktif. Namun tetap dibayangi oleh kekuasaan pemerintah yang seakan-akan memborgol kebebasan pers. Dalam surat kabar, ejaan Bahasa Indonesia sangat penting. Bukan hanya dalam surat kabar saja, namun dalam terbitan-terbitan pustaka lainnya. Namun, dalam berbagai media cetak termasuk surat kabar, terdapat beberapa ejaan yang kurang tepat. Misalnya, dalam penggunaan huruf kapital. Huruf kapital merupakan huruf yang tercetak dalam bentuk besar. Huruf kapital tidak hanya berlaku pada awal kalimat saja. Melainkan pada nama orang, daerah atau tempat, bulan dan lainnya. Selain huruf kapital, seringkali terjadi kesalahan pada imbuhan dalam kalimat. Imbuhan yang tidak sesuai tersebut pastinya tidak dibenarkan dalam ejaan Indonesia saat ini.