Oleh: Ririn Dwi Sulistyawati
Kebiasaan menggunakan bahasa Jawa adalah salah
salah satu penyebab masyarakat Jawa sulit untuk berbicara dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Adakalanya masyarakat Jawa berbicara dengan bahasa Indonesia tetapi tetap
menggunakan dialek Jawa seperti penuturan Badung menjadi (m)Bandung, Bali
menjadi (m)Bali, Batu menjadi (m)Batu dan sebagainya.
Faktor lainnya karena masyarakat Jawa
menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baku, mungkin karena masyarakat Jawa
sering mendengar bahasa Idonesia yang digunakan oleh sebagian remaja yang sudah
terpengaruh oleh bahasa-bahasa Barat. Anak remaja zaman sekarang mungkin sering
menggunakan bahasa Barat seperti loe, gue, bokap, nyokap dan lain sebagainya.
Faktor ini dapat menyebabkan masyarakat Jawa hanya menirukan cara berbahasa
Indonesia yang salah,dan mungkin akan sulit untuk merubah kebiasaan yang salah
ini untuk menjadi kebiasaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Alasan kenapa masyarakat Jawa menggunakan
bahasa Indonesia yang tidak baku, mungkin karena menurut mereka bahasa
Indonesia yang baku itu terlalu formal untuk digunakan sehari-hari. Jadi
sebagian besar dari mereka memilih menggunakn bahasa Indonesia yang tidak baku
dan bahasa Idonesia yang lebih familiar di zaman sekarang ini. Apalagi sekarang
banayak kita jumpai bahasa indonesa yang tidak baik dan bahkan dapat merusak
bahasa Indonesia yang asli dan benar, seperti baper (bawa perasaan), alay
(berlebih lebihan), hunting (jalan-jalan) dan lain sebagainya.
Masih
ada lagi faktor yang mempengaruhi masyarakat Jawa tidak berbicara dengan
bahasai Indonesia yang baik dan benar, yaitu kebiasaan masyarakat Jawa
menggabungkan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa ketika berbicara. Disela-sela
berbicara bahasa Indonesia sesekali diselipkan bahasa Jawa dan sebaliknya.
Mungkin mareka beranggapan lebih mudah menggunakan bahasa campuran dari pada
menggunakan Indonesia yang baku.
0 komentar:
Posting Komentar