Oleh: Diana Lu'luil Maknunin
Seringkali kita jumpai iklan di berbagai media. Baik pada
media elektronik maupun pada media cetak. Misalnya pada radio dan tv yang
termasuk dalam media elektronik. Bahkan sekarang, iklan dapat ditampilkan pada
setiap situs web dalam internet.
Sedangkan pada media cetak, ikan dapat ditemui pada koran, majalah, dan surat
kabar lainnya. Tidak hanya itu, iklan juga muncul di setiap tiang listrik,
pagar tembok dipinggir jalan, bahkan telah disediakan reklame disetiap lampu
merah pada jalan raya. Jadi bisa di simpulkan, bahwa iklan memang dapat
dijumpai dimana-mana.
Mayoritas produk
menggunakan bahasa Indonesia di dalam iklannya.
Sedangkan bahasa yang digunakan dalam iklan belum tentu benar. Baik
dalam pengucapan maupun penulisannya dalam produk. Sehingga menyebabkan
tercampurnya bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan bahasa yang digunakan
dalam iklan. Banyak sekali ikan yang tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar. Misalnya saja pada
kalimat "betenya ilang, abis ada better" yang
terdapat pada iklan better.
Kemudian adanya kata yang dilebih-lebihkan. Misalnya pada iklan dettol yang menggunakan kalimat "Antiseptik
No. 1, rekomendasi para dokter". Selain itu, adanya kata-kata yang
marak digunakan oleh masyarakat. Misalnya pada iklan bukalapak yang
menggunakan lagu pada iklannya. Yaitu "harga santai, kaga lebay"
Kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam iklan,
akan berdampak buruk bagi masyarakat. Terutama anak kecil yang memiliki rasa
ingin tahu tinggi dan senang meniru hal baru. Apalagi mereka tidak bisa lepas
dari media elektronik yang bahkan menjadi kebutuhan kesehariannya. Sehingga
mudah bagi mereka terpengaruh bahasa dalam iklan yang tidak sepenuhnya
menggunakan bahasa Indonesia dengan benar.
0 komentar:
Posting Komentar